kalo laptop bisa ngomong

Postingan ini aku tulis di sebuah warnet yang nggak jauh dari rumahku.
Bilik di depanku, ada mas-mas gaul berbaju hijau dan memakai topi yang terbalik sedang mendengarkan musik melalui headphonenya.
Sesekali dia mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti alunan musik yang sedang dia dengarkan.
Dia begitu menikmati siang ini sepertinya.

Lalu, bilik di sebelah kananku, ada dua orang anak perempuan, mungkin mereka masih SD.
Kalo diliat badan-badannya sih kayaknya masih SD.
Berbahagia sekali mereka, umur segitu udah bebas berselancar di dunia maya.
Dulu waktu umurku masih segitu, jam segini aku mainan monopoli sama teman-temanku.

Anyway, kenapa aku ngenet di warnet?
Jadi, beberapa hari yang lalu. Laptopku  njebluk saudara-saudara!
Njebluk means meledak, iya laptopku meledak disambar petir.
Dan dia sekarang masih ditangani oleh tukang servicenya.
Sedih sekali aku.

Seminggu sebelum laptopku njebluk, aku berencana minta laptop baru ke orangtuaku.
Karena aku merasa membutuhkan laptop yang kecil, praktis dan portable.
Sedangkan laptopku yang sekarang itu gede banget.
Kadang-kadang aku berfikir dia ini bukan laptop sebenarnya, tapi batu sabak.

Mungkin laptopku ini kerasa ya kalo aku mau menggantikannya dengan yang baru, kemudian dia marah sama aku ?
Kayaknya sih emang gitu.

Jadi akhirnya, aku mengurungkan niatku untuk minta laptop baru.
Yang pertama karena aku mengerti perasaan laptopku yang tidak ingin digantikan ini, dan yang kedua adalah ra mungkinlah aku njaluk laptop sedangkan orangtuaku baru saja menganggarkan uang untuk service.
Emange duit tisu gulung, nek kurang garek nyuwek.

Terkadang, mengetahui bahwa kita akan digantikan sesuatu yang lebih baik membuatmu tidak merasakan apa-apa sampai kemudian kita mencoba menyakiti diri sendiri untuk mengetahui seberapa berharga dirimu sebenarnya...

Comments

Popular Posts