Kepada Honi

Kepada Honi 
Honi yang di bulan Desember 2012


Hai, diriku sendiri. Apakah kamu sudah berubah?
Persimpangan mana yang kamu pilih?
Apakah membahagiakan dirimu sendiri? 
Atau masih tetap berusaha membahagiakan orang lain?


Ini kamu, pada bulan Februari 2012. 
Aku sedang menyiapkan ujian praktek.
Aku capek.
Aku kangen.
Aku jenuh sama semua rutinitas bedebah ini.


Aku disini masih bodoh, 
Tapi seenggaknya aku sadar diri kalo aku ini bodoh.
Bukannya merasa sok pintar kemudian seenaknya.
Aku bodoh dan aku belajar dari kebodohanku.


Aku pengen 17 tahun selamanya.
Aku masih menikmati proses menjadi dewasa ini, bukannya aku tidak mau lebih dewasa. 
Tapi aku belum bisa membayangkan dunia setelah aku melewati batas 17 tahunku.
Itu akan lebih susah bukan?


Aku akan menceritakan semua kebodohanmu di masa lalu dalam buku kuning.
Karena ya, aku nggak mungkinlah nulis disini. Mbok ra edan.
Aku akan menuliskan setiap detailnya. 
Membubuhkan tanggal dan menit per kejadian jika perlu.
Supaya kamu  bisa membaca cinta, membaca luka yang aku alami sekarang.


Sekarang bukalah buku kuningmu, baca lagi kisah-kisah yang telah kamu lalui.
Apakah kamu menertawakannya?
Tertawalah, Hon! Karena seharusnya kamu memang tertawa.
Tertawakanlah semua kebodohan yang telah kamu lakukan secara terus menerus
Bukan kebodohan sih kayakanya, kesalahan.


Berarti kamu sudah mendapatkan pelajaran dari semua yang terjadi sekarang. 
Selamat.
Peluk dan cium dari dirimu di masa lalu. 


xoxo, 
Maria Eua Swandhani



Comments

Popular Posts