Day 30

30 hari setelah 2013 berakhir, keadaannya masih sama.

Kepergian masih harus dinantikan dan kehadiran merupakan komoditi mahal.
Tuhan telah memberikan paket hemat kepada manusia-- bagi yang percaya Tuhan, kehidupan dan kematian, keduanya berjalan beriringan. Setelah dirasa cukup untuk merasakan kehidupan, Tuhan akan memanggil manusia sekaligus untuk menempuh tahap yang lebih tinggi dari hidup- mati.

Mati.

Yang mati memang menghadapi titik untuk berhenti.
Sedangkan yang ditinggalkan, harus kembali lagi menjalankan hidupnya seperti biasa. Jalanan yang macet, antre di ATM, mencuci baju dan berharap.

Berharap jika hidup yang telah didapatkan dan yang akan ditempuh nanti mampu membawa kebahagiaan untuk diri sendiri dan orang lain.
Berharap jika gilirannya tiba, kuburannya akan penuh sesak oleh semua orang yang mengenang kebaikannya.
Berharap jika saatnya pergi, keluarga dan teman-temannya mampu melanjutkan hari tanpa air mata.
Berharap agar tidak ada yang berubah setelah kehilangan-kehilangan ini.

Dan saya sangat berharap agar Tuhan yang diceritakan kakek nenek saya melalui tulisan-tulisan suci itu tidak menyiapkan hukuman kekal bagi mereka yang lalai beribadah tetapi melaksanakan tugas kemanusiaan.





Tulisan ini dibuat untuk merayakan kepulangan Papahnya Entien dan Papahnya  Rakhma.

Comments

H. S. Dewandani said…
Apik Mbak Hon.

Popular Posts