Rusak
segelas bir tumpah pada bibir dahaga
matanya merah berair ada
racauannya panjang laksana anjing hutan
aku hendak mengosongkan kenangan
dia berteriak penuh pengharapan
kemudian menuang ingatan pada tangan kanan
ini gelas kelima pecah tersinggung kata-kata
maaf saya tidak sengaja seseorang berbicara di depan matanya
hati sekarang serpihan kaca
buru-buru dipunguti gelasnya yang pecah
meraup beling menjadikan jarinya tercacah
darah mengalir menuju satu arah
dibalik meja seorang babu mengulum tawa
tuan bisa memesan gelas yang baru
yang utuh
yang penuh
buat apa tuan mengumpulkan beling
biar kami menggantinya dengan yang baru
tuan pesan kami mengangkat nampan
kita ini kenangan pada segelas bir
mati-matian dikosongkan tapi tak enggan untuk diisi
dan tumpah dan pecah
buru-buru kita memunguti beling beling kaca serpihan pecahan gelas
tanganku berlumur luka
milikmu perih tak terkira
dibalik meja seorang pelayan tertawa
biarkan saja gelasnya pecah cemoohnya
waktumu terlalu singkat untuk memunguti beling beling kaca
matanya merah berair ada
racauannya panjang laksana anjing hutan
aku hendak mengosongkan kenangan
dia berteriak penuh pengharapan
kemudian menuang ingatan pada tangan kanan
ini gelas kelima pecah tersinggung kata-kata
maaf saya tidak sengaja seseorang berbicara di depan matanya
hati sekarang serpihan kaca
buru-buru dipunguti gelasnya yang pecah
meraup beling menjadikan jarinya tercacah
darah mengalir menuju satu arah
dibalik meja seorang babu mengulum tawa
tuan bisa memesan gelas yang baru
yang utuh
yang penuh
buat apa tuan mengumpulkan beling
biar kami menggantinya dengan yang baru
tuan pesan kami mengangkat nampan
kita ini kenangan pada segelas bir
mati-matian dikosongkan tapi tak enggan untuk diisi
dan tumpah dan pecah
buru-buru kita memunguti beling beling kaca serpihan pecahan gelas
tanganku berlumur luka
milikmu perih tak terkira
dibalik meja seorang pelayan tertawa
biarkan saja gelasnya pecah cemoohnya
waktumu terlalu singkat untuk memunguti beling beling kaca
Comments